Selasa, Agustus 02, 2011

KENDAL LAUNCHING LOGO BARU

Kendal – Bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Kendal yang ke – 406, Pemkab meluncurkan Logo Daerah yang Baru di sela – sela upacara peringatan Hari Jadi di Alun – Alun Kendal, Kamis ( 28/7 ). Logo lama dianggap telah usang dan tidak sesuai dengan perkembangan dan Potensi Kabupaten Kendal.

Bupati Kendal, dr. Hj. Widya Kandi Susanti, MM, CD dengan didampingi Wakil Bupati Kendal, H. Muh. Mustamsikin, S.Ag, M.Si serta para Muspida Kendal, membuka logo yang lama untuk digantikan logo yang baru di sebaliknya. Pembukaan logo baru diikuti dengan penandatanganan Sampul Hari Pertama ( SHP ) prangko khusus Hari Jadi Kabupaten Kendal ke – 406 oleh Bupati Kendal.

Bupati Widya mengungkapkan, logo yang lama berupa kendil yang didalamnya terdapat berbagai lambang, dirasa tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan kondisi Kabupaten Kendal yang semakin dinamis. “ Seluruh potensi Kabupaten Kendal terkungkung dan tidak dapat dilihat jelas serta tidak dapat dikembangkan karena disimpan dalam sebuah ‘kendil’, ujar Bupati.

Dengan demikian, lanjut Bupati Kendal, perlu logo atau lambang yang baru yang mampu mewadahi berbagai potensi dan semangat serta komitmen untuk maju mewujudkan Kabupaten Kendal yang maju, makmur dan sejahtera yang senantiasa dicita –citakan sejak berdirinya kabupaten Kendal pada 28 Juli 1605.

Kondisi saat ini, menurut Bupati, Kabupaten Kendal telah mencapai berbagai prestasi dan keberhasilan pembangunan yang dapat dirasakan. Dengan logo yang baru, akan membuat prestasi dan hasil yang sudah ada akan semakin baik.

Dalam satu tahun pemerintahannya, Kendal telah mulai menggeliat yang ditandai dengan berbagai pembangunan. Hasil yang telah dicapai antara lain, pembangunan kembali pelabuhan Kendal sebagai dermaga penumpang dan barang berkelas internasional, pengoperasian Terminal Kayu Terpadu, kawasan ruang public dan percontohan terbaik se-Indonesia.

Selain itu, Ditemukannya kembali Batik Kendal asli yang berasal dari Kaliwungu yang pernah jaya pada 1950an, oleh Bupati Widya. Batik ini, menurut Bupati akan dikembangkan kembali sebagai sentra industri untuk mengangkat perekonomian masyarakat Kabupaten Kendal.

Dan yang tak kalah membanggakan adalah perkembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) yang ditandai dengan penghargaan dari pemerintah pusat berupa Setya Lencana Wira Karya Bhakti kepada kabupaten Kendal yang  diterima  Bupati Kendal.
( HEDJ/HMS Kendal ).

Lambang Kendal (Baru)
LOGO KABUPATEN KENDAL




Bagian dan Makna Logo
Bentuk Dasar

  1. Berbentuk perisai.
  2. Warna kuning sebagai back ground dimaknai masyarakat      Kendal mempunyai kerukunan,      kemuliaan akhlaq dengan bertuliskan “NGESTI WIDDHI” menandakan bahwa niat usaha dilandasi karena mencari Ridlo-Nya.
  3. Warna merah di dalam roda bergerigi dikandung maksud masyarakat Kendal mempunyai makna keberanian dan ketegasan dalam menghadapi tantangan yang menghadang.
  4. Warna putih di tengah lingkaran merah adalah cahaya kemuliaan, dan keagungan.
  5. Warna biru pada bagian bawah perisai dimaknai sebagai jiwa masyarakat Kendal suka damai, optimis mencapai harapan, warna biru juga melambangkan bahwa Kendal adalah termasuk daerah maritim yang kaya dengan hasil laut dan memiliki pelabuhan yang strategis. 

Bintang
  1. Melambangkan masyarakat Kendal memiliki jiwa religius dan taat menjalankan agamanya.
  2. Bintang bersudut lima juga melambangkan Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara.


Pita Merah Putih
 
Menggambarkan bahwa Kabupaten Kendal adalah bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik  Indonesia.




Selendang Hijau
 
Menggambarkan Kendal sebagai kota seni budaya, juga dimaknai Kendal memiliki wilayah dataran tinggi dan dataran rendah dengan beraneka hasil alamnya baik tanaman pangan maupun perkebunan.




Keris
 
Keris memiliki maksud sifat-sifat perjuangan Tumenggung Bahurekso yang lihai, ulet, pemberani, dan pantang menyerah. Keris dengan memiliki bengkok (jawa : luk) berjumlah 9 (sembilan) merupakan perwujudan angka sembilan sebagai  angka tertinggi dalam hitungan yang didalamnya memiliki arti kesempurnaan, utama, tertinggi, cita-cita luhur yang menjadi tujuan hidup seluruh masyarakat Kendal.




Padi Kapas
  1. Bermakna masyarakat Kendal yang makmur sejahtera berkecukupan sandang dan pangan.
  2. Makna padi, kapas, dan angka 1605 : 
    1. Padi berjumlah 28 butir, merupakan simbol dari         tanggal28.
    2. Kapas berjumlah 7 buah, memiliki maksud simbol dari bulan ke 7 (juli) dalam kalender Masehi.
    3. Angka bertuliskan 1605, merupakan tahun 1605 masehi.
  3. Bila dirangkaikan antara gambar padi, kapas, dan angka 1605, maka akan memiliki arti bahwa hari jadi Kendal yaitu pada tanggal 28 Juli 1605.
  4. Warna putih diantara padi dan kapas juga menggambarkan pohon Kendal yang bermakna cahaya kemuliaan dan keagungan.


Bentuk Roda Bergerigi 

Menggambarkan roda pembangunan di segala bidang berjalan terus. Bermakna Kendal mempunyai jalur transportasi darat dan laut serta sebagai penghubung lintas Pantura.Mengandung arti silaturahmi yang terjalin erat antara masyarakat Kendal.



Perahu Bermotif Batik 

melambangkan Kabupaten Kendal sebagai kota pelabuhan yang mempunyai peran penting di Jawa Tengah dalam dunia transportasi dan perdagangan. melambangkan mata pencaharian sebagian warga masyarakat Kabupaten Kendal sebagai nelayan. Perahu bermotif batik bermakna Kendal punya seni batik yang khas dengan nilai budaya yang tinggi.









Read More … KENDAL LAUNCHING LOGO BARU

Sabtu, April 16, 2011

My Design



Read More … My Design

Kamis, Maret 24, 2011

Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka
Negara Indonesia
Didirikan 1961
Anggota 17,103,793
Afiliasi World Organization of the Scout Movement
Situs web
Gerakan Pramuka
Bendera Gerakan Pramuka.png

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.

"Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka.

Sedangkan yang dimaksud "Kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Sejarah

Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.[1] Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).[1] Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.[1]

Keanggotaan

Gerakan Pramuka Indonesia memiliki 17.103.793 anggota (per 2011)[2] , menjadikannya gerakan pramuka terbesar di dunia.

Sifat

Orgnasasi Pramuka Indonesia di seputaran tahun 1920-an.

Lambang Gerakan Pramuka (menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) adalah Tunas Kelapa, dikenakan pada kerah kiri baju pramuka dan Lambang WOSM yang dikenakan pada kerah kanan baju pramuka puteri. Sedangkan untuk putera, Lambang Gerakan Pramuka dikenakan pada kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang WOSM pada kantung sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dikenakan pada lengan sebelah kanan baju Pramuka.

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

  • Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
  • Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
  • Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja

Lagu

Pramuka memilihi satu buah lagu, yakni Hymne Pramuka.

Read More … Gerakan Pramuka Indonesia